Sunday, September 21, 2008
ASI = Pengorbanan
Saturday, September 06, 2008
Milis
Wednesday, September 03, 2008
Kay dengan tante-tante centil
Sedang asik-asik makan di Sushi Tei, tiba-tiba Kay minta mimik. Mau ke nursery room, lumayan jauh. Jadilah Kay mimik ditempat saya makan yang untungnya ruangan tertutup. Sahabat pun berusaha membantu menutupi badan saya agar tidak terlihat orang yang lalu lalang.


Kay 4 bulan


ASI is the best - part 2
Monday, August 25, 2008
ASI is the best
Friday, August 22, 2008
Intermezzo
Thursday, August 14, 2008
Suster oh suster
Wednesday, August 13, 2008
My bro's family
"Dirumah sakit dan kamar yang sama, ya?" tanya saya yang diiyakan oleh si abang. Dari anak pertama sampai ketiga (dan juga terakhir, karena semua lahir Caesar), lahir di Rumah Sakit bersalin dan memakai kamar yang sama. Ada-ada saja nih si abang... :)
Jadilah sabtu kemarin, setelah mengambil suster Wati dari yayasan, kami meluncur ke Rumah Bersalin Duren Tiga. Anak laki-laki dengan berat 3.5kg itu belum diberi nama. Hmm... mentang-mentang anak terakhir, orang tuanya mulai cuek...
Sepertinya sih nasib saya pun tidak beda dengan nasib si bayi kecil ini. Sebagai anak ketiga, saat lahir saya cukup diberi nama Deasy. Deasy apa? Tidak ada. Ya Deasy saja. Padahal, di buku kuning, pemilik nama Deasy ada ratusan. Hu..hu...
Kalaupun akhirnya saya punya kepanjangan, itu karena kakak tertua saya memanggil saya dengan sebutan ‘Adik Mela’ yang maksudnya ‘Adik Merah’, karena warna kulit saya yang memang merah saat lahir. Saya patut berterima kasih kepada kakak saya itu, karena dialah saya jadi punya nama kepanjangan. Hikss...
Sementara nama saya diberi 1 suku kata, kakak tertua diberi nama 3 suku kata yang bagus. Begitupun kakak kedua si abang ini, diberi 2 suku kata. Hmm... sepertinya makin bertambah anak, nama yang diberikan menjadi berkurang suku katanya ya, maka saya cukup diberi 1 suku kata, ya Deasy itu tadi.Hahaha...
Sempat terpikir ‘Tidak adil, nih...’ Padahal, Mami dan Papi juga sama-sama anak ke-3 seperti saya. Harusnya mereka tahu persis rasa duka menjadi anak kesekian yang cenderung dicuekin... hmmmm....Ironisnya, saya banyak menemukan kasus dimana anak pertama justru menjadi kurang perhatian kepada orang tua ketika mereka dewasa. Padahal kehadiran mereka ditunggu-tunggu, sehingga mereka sedemikian disayang oleh orang tua.
Yang membaca tulisan saya ini dan menjadi anak pertama, jangan protes dulu yaa.. Ini hanya kasus yang saya temui, bukan maksud men-generalisir, kok.. peace...hehehe...
Tuesday, August 12, 2008
Bumbu Desa
Setelah tanya sana-sini, putar balik beberapa kali, lihat peta... sampai juga kami di lokasi. Resto yang sangat desa, karena terletak ditengah-tengah hamparan sawah hijau.
Saat tiba, hari sudah sore. Angin sejuk sepoi-sepoi membuat perut terasa lapar dan mata mengantuk. Tengah sawah begini enaknya memang tidur, hmm.... Sambil menunggu pesanan tiba (harganya standard, ternyata), saya dan suami bergiliran sholat Ashar sambil menggendong Kay. O ya, hari itu adalah hari tanpa suster Nur, karena paginya si suster berhenti bekerja.
Tempat sholatnya bersih dan terbuka. Nyaman dan segar. Malamnya, Kay batuk-batuk. Angin Bumbu Desa yang menerpa tubuhnya saat sedang berganti popok tampaknya cukup 'galak'. Untungnya, kami sedia Tempra (yang sedianya untuk jaga-jaga pasca dia disuntik imun). Esoknya, masih kami beri beberapa tetes Tempra. Syukur, batuknya hilang menjelang sore hari. Efek ASI? hmm.. mungkin saja...
Monday, August 11, 2008
Children are a gift from God
Saat ini ada kurang lebih 10 pasang suami istri yang saya kenal yang telah menikah tahunan namun belum juga dikaruniai buah hati. Usaha mulai dari pijat, terapi alternative, program bayi tabung ke luar negri hingga meminum air parutan nanas diwaktu khusus telah dijalani. Sekarang dihadapan saya terlontar kalimat ingin menggugurkan kandungan. Miris sekali rasanya.
Ada lagi kisah lain. Suster baru saya, Wati, bercerita bagaimana mantan majikannya sedemikian anti memberikan ASI bagi bayinya sampai-sampai si Ibu sengaja suntik stop ASI! Saya enggak mau payudara saya kendor, Wati menirukan ucapan majikannya itu. “Padahal dia dapetinnya dengan bayi tabung, Bu” sambung Wati.
Usaha jungkir balik untuk bisa punya anak, ketika diberi malah tidak mau berkorban demi memberikan yang terbaik? Menarik sekali....
Saya pribadi yakin bahwa, Do’a bagi Ibu-Bapak yang bunyinya ‘Sayangilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil’ memiliki sarat makna. Menyayangi disini tentu saja ikhlas menjaga, merawat, dan membesarkan hingga si anak menikah. Namun, sebagai manusia yang tidak pernah luput dari salah dan khilaf, tentu sesekali kita bisa saja melakukan kekeliruan.
Sekali waktu ketika kami akan pergi ber-week-end ria, suami pernah berkata,”Kay gak usah diajak ya, repot”.
Yakin suami saat itu sedang berkata khilaf, saya hanya menjawab ringan,”Mas, bayangin deh, kelak kita sudah tua dan kondisinya terbalik dari sekarang: tak berdaya dan bergantung kepada Kay, Mas mendapati Kay bicara ‘Papi gak usah diajak ya, repot’. Gimana hayoo...” Suami terdiam. Hehehe...
Dalam masa 4hari tanpa seorangpun membantu, saat rasa letih lahir-bathin menyerang dan nyaris membuat saya menangis, saya coba mengingat satu kalimat: Children are a gift from God. Kalimat yang ternyata memberikan energi lebih pada saya detik itu juga hingga membuat saya mampu menyikapi keletihan dengan rasa penuh syukur…
Suster part 2
Tapi mungkin suami punya pertimbangan lain dengan memaksa tetap memakai suster. Akhirnya, saya mengalah. Sepulang kantor, suami menyodorkan daftar yayasan baby sitter pada saya untuk dihubungi.
Thursday, July 31, 2008
Suster
Saya yang sejak kemarin berhasil menahan air mata, akhirnya luluh juga mendengarnya bicara begitu. Bahkan sampai hari Minggu, airmata ini masih saja menetes jika mengingat tangisnya yang menggugu saat berpamitan.
Perpisahan saya dengan si suster meninggalkan kesedihan buat saya, hingga tak disangka ASI

Kurangnya waktu istirahat (saat ada suster, saya istirahat 2jam di sore hari) makin membuat kuantitas ASI berkurang jauh. Dulu, dari 1 PD saya bisa memberikan ASI hingga Kay kekenyangan plus masih tersisa 50cc yang masih bisa disimpan dibotol. Sekarang, dengan 2PD pun Kay masih lapar.
Akhirnya, Rabu kemarin kami –saya, Mami, Kay dan bediende- pergi jalan-jalan ke mall dan mengajak teman-teman untuk bertemu. Saya butuh refreshing. Benar saja, sepulang dari hang out dengan teman lama, esoknya ASI kembali full, meski belum pulih seperti sebelumnya.

Begitulah 24jam saya bersama buah hati tercinta. Dari jemur pagi, pijat, mandi, bermain... hingga Kay tidur malam.
Sunday, July 13, 2008
Boyongan ke Mall
Sampai di mall tujuan, kami segera sholat Dzuhur bergantian sambil menjaga si kecil Kay. Setelah itu makan siang lalu window shopping. Bediende dan suster yang belum pernah ke mall, saya biarkan pergi melihat-lihat sepatu. Sementara Kay saya gendong sambil melihat-lihat baju baby. Tidak lama kemudian mereka kembali dengan senyum-senyum penuh makna... :))

Wednesday, July 02, 2008
Harta Paling Berharga di Dunia
"Apa harta paling berharga di dunia, Mas?" pertanyaan iseng saya pada suami disuatu hari. Suami tak menjawab, entah tidak tahu jawabannya atau tidak mau menjawab. Huehehe...
Jawabannya tentu saja bukan tumpukan emas balok, bukan juga investasi rumah & apartement mewah, pun bukan deposito miliaran. Harta paling berharga didunia hanya ada satu: Istri Sholehah. Tentu saja jawaban itu bukan opini pribadi, melainkan ajaran dalam Islam yang tertulis dalam semua buku persiapan pernikahan.
Beberapa hari setelah pertanyaan saya tadi, pada suatu pagi saya menyaksikan acara ‘Titian Iman’ yang disiarkan oleh satu stasiun TV. Temanya saya lupa, tapi membahas tentang istri sholehah. Kebetulan sekali. Di acara itu dikatakan betapa Allah SWT melaknat suami yang berbuat dzalim terhadap istri sholehah.
Seperti apa istri sholehah? Islam menggambarkan istri sholehah adalah istri yang patuh pada suami, menjaga kehormatan diri dan harta suami selama suami tidak dirumah.
Saya jadi teringat beberapa tahun yang lalu. Sahabat saya, seorang pria, bercerita pada saya bahwa salah satu teman aktivis di organisasi kami, seorang wanita berhijab panjang, telah berselingkuh hingga berbuat zina. Sahabat saya menceritakan kisah itu pada saya bukan bermaksud ghibah, tapi agar saya mau bicara dari hati ke hati dengan si wanita, karena sebagai lelaki dia merasa risi jika harus bicara lebih intim dengan si wanita.
Sebelum saya bicara langsung dengan si wanita, sebenarnya saya tidak percaya dengan cerita perselingkuhan itu. Karena saya tahu persis si wanita, meski tidak dekat. Apalagi hijab panjangnya yang mencapai pinggang. Apa mungkin? Namun setelah saya bicara 4 mata dengannya, dan pengakuan itu keluar langsung dari mulutnya, saya terperangah. Allahu Akbar….
Sampai sekarang si wanita masih berhijab dan telah menikahi selingkuhannya itu.
Jadi, (kalo ini menurut saya ) istri sholehah tidak bisa dilihat dari fisik semata, namun melihat jauh ke dalam. Semua kembali kepada niat. Maksudnya niat menikah karena apa? Jika menikah dengan niat mendapat ketenangan hidup dunia-akhirat dan mendapat berkah & ridho Allah, insya Allah si istri selalu dijaga sikap-langkahnya oleh Allah sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi suaminya dan mendapat cap sebagai Istri Sholehah, tentu dimata Allah SWT.
Tuesday, July 01, 2008
Back to work or...?
Hmm... Pertanyaan yang saat ini masih bingung untuk dijawab. Bingungnya bukan karena ingin kerja lagi atau tidak...tapi kerja nine to five atau buka bisnis yaaa..? Jujur saja, tiap kali menatap wajah si kecil Kay, berat rasanya meninggalkannya lama-lama. Ditinggal nonton yang cuma sebentar saja, sudah kepikiran... lagi bobo kah..? rewel gak ya...?
Buat teman-teman yang tahu sepak terjang saya saat masih bekerja, mungkin impossible banget orang seperti saya akan bertahan jadi Ibu RT, nothing to do. Seorang teman pernah menelepon HP saya dipagi hari dan saat itu saya sedang menikmati sarapan di sebuah hotel di Pekanbaru. Siangnya dia telepon lagi, saya sudah berada di Jakarta. Malamnya saya yang telepon, dan teman saya kaget saat tahu saya sedang berada di Bandung. "Gile loo.. sarapan di Pekanbaru, maksi di Jakarta, dinner di Bandung!" begitu komentarnya.
Belum lagi julukan kutu loncat yang ditujukan ke saya, baik pindah company, maupun pindah profesi. Dimasa hamil, entah sudah berapa teman yang minta info lowongan kerja pada saya. Mereka menganggap network saya luas sehingga saya mudah berpindah kerja dan profesi. Bahkan ada 1-2 teman kantor lama yang berkonsultasi pada saya tentang pekerjaan & nego gaji dengan perusahaan baru. Weleh welehh...
Untungnya, meski tanpa kegiatan, saya tidak merasa kesepian, karena setiap hari ada saja teman yang menelepon atau mengirim sms. Baru-baru ini ex-teman kantor menelepon untuk ngerumpiin boss yang telah berbuat jahat pada saya sehingga saya berhenti bekerja. Lalu teman SMA yang feel guilty karena belum melihat saya dan baby. Kemarin sore, istri dari sahabat suami telepon sekedar membicarakan busana centil untuk bayi. Semalam, teman SMP sms menanyakan kabar si kecil. Barusan, sahabat kuliah telepon sekedar chit-chat. Ukhuwah islamiyah membuat saya tidak pernah merasa sepi.
Kembali ke pertanyaan diatas, tentu saya ingin kembali aktif. Kadang-kadang malah saya mencoba mencari kegiatan yang bisa melibatkan si kecil. Apa ada ya? Hmmm...
Monday, June 23, 2008
PENGGUSURAN

Wednesday, June 18, 2008
Kay di usia 6minggu

Tuesday, June 17, 2008
"Hhhkk..!" Kay tersentak kaget mendengar bunyi alarm HP papinya. Saya pun tersentak kaget mendengar lengkingan alarm tersebut. Kay seperti saya: mudah kaget. Hal ini sudah diberitahukan ke suami, agar alarmnya di-turn off. Namun lagi-lagi tiap pagi masih saja terdengar bunyi alarm dan Kay bangun dengan terkejut..
Ketika dia terbangun dan menanyakan HP-nya, saya acuhkan. Kekesalannya mencari HP tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekesalan saya melihat putri kecil kami yang tak berdaya tersentak kaget gara-gara bunyi alarm.
"Aku sama Kay tidur dikamar Eki aja ya"
"Kenapa?" tanya suami.
Akhirnya suami tergerak untuk mematikan alarmnya daripada dibiarkan tidur sendirian tanpa anak-istrinya. Hehh....!
Oleh-oleh buat Kay
Kamis kemarin Papi pulang dari business travel.
Benar saja, setelan yang dibeli papi masih kebesaran untuk dipakai sekarang. Sementara oleh-oleh untuk bundanya... "Ini roti dari pesawat, aku gak suka" suami menyodorkan sebungkus roti cinnamon.
Melihat istrinya tersenyum dengan pemberiannya, sambil terkekeh-kekeh suami berkata lagi, "Hehehe... kalo dulu pacaran dibawain parfum, sekarang cukup roti aja"
"Iya, roti pesawat dan yang gak kamu suka, lagi..." sambung saya. Begitulah lelaki... kembali ke aslinya setelah berhasil mendapatkan 'buruan'nya...
Itupun masih bisa bilang ke keluarga besarnya di CemPut bahwa istrinya ini marah-marah tidak dibelikan apa-apa (meski esoknya suami minta maaf atas perkataannya ini). Hikksss.... :'(
Death
Tercebur ke dalam selokan kecil perumahan bisa mengantarkan kita pada kematian? Sedekat itukah kematian pada diri tiap manusia? Kapanpun Allah berkehendak: Kun Faya Kun... Yang Terjadi Terjadilah. Dalam hitungan detik dan bertempat ditempat yang kotor dan berbau... tidak ada yang berkuasa untuk menundanya.
Lalu pertanyaan yang timbul adalah : jika kematian bisa terjadi kapan saja dan dimana saja dengan kondisi kematian yang Allah kehendaki, sudahkah kita bersiap diri menyambut kejadian pasti namun tak terduga itu? Sejauh mana persiapan kita untuk bertemu denganNya?
Untuk mengetahui sejauh mana persiapan kita, tentu Wallahu alam... hanya Allah yang tahu. Namun setidaknya, dari segi Hablum Minannaas, kita bisa mengintrospeksi diri kita di segala peran yang kita jalani dalam kehidupan ini.
Saat ini saya memiliki beberapa peran: sebagai Anak, sebagai Adik, sebagai Istri, sebagai Menantu, sebagai Ibu, sebagai manusia bersosialisasi, sebagai majikan (atas 2 pekerja dirumah) dan terakhir sebagai warga bertetangga. Atas dua peran terakhir, Islam juga banyak mengajarkan dan menganjurkan agar kita berbuat baik dalam menjalani peran tersebut.
Begitu banyak peran yang kita jalani. Nyatanya, kita sering tidak sadar dengan berbagai peran tersebut. Akibatnya, bisa saja dimata orang tua kita adalah anak yang manis dan berbakti, namun dimata pasangan hidup kita, ternyata kita banyak menuntut, gemar berselingkuh, bersikap dzalim, pemarah, berkata kasar dan sebagainya. Atau bisa juga dimata para sahabat kita adalah teman yang baik dan perhatian, namun sebagai warga bertetangga kita adalah warga yang suka cari masalah dan tidak pernah mau membantu tetangga yang sedang kesusahan.
Semua peran tersebut ada kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. Sudahkah kita menjadi manusia yang baik dalam semua peran kita tersebut? Pertanyaan yang jawabannya hanya diri kita yang tahu.
Friday, June 13, 2008
Kangen-kangenan sama BuDe & PakDe
Friday, June 06, 2008
Bunda bingung...

Faktor Perkembangan Kecerdasan Bayi
Thursday, June 05, 2008
Papi pilek


Jemput Papinya Kay


Pulangnya maksi dulu di Bakmi Golek Rawamangun. Anak Bunda ini pengertian sekali kita semua lagi lapar.. gak tidur tapi antenggg... ajah :)

Sampe Kelapa Gading, jam tayang yang diincar sudah full. Akhirnya kita jalan-jalan ke SOGO, kebetulan sepatuku masih sempit dan sakitnya menggigit. Semasa hamil ukuran kaki bertambah 1 ukuran dan ternyata pasca melahirkan belum kembali ke ukuran semula. Udah ngubek-ngubek, gak ada yang nomor 41. Semua paling besar ukuran 40. Mau gak mau beli yang rada mahalan, tapi memang ada ukuran 41. Papinya Kay yang tadinya bilang mau langsung pulang setelah beli sepatu, ternyata ngajakin muter-muter sebentar... Halaahh.. untung beli selop dulu, kalo enggak bisa lecet nih kakii...
Tiba di Cempaka Putih jam 7-an. Kay langsung mimik. Stok 80cc udah ludes. Itupun kata suster kurang, karena Kay rewel minta disuapin susu lagi. Setelah Kay kenyang dan pulas, baru deh pulang... Kira-kira berat sayangnya Bunda ini berapa yaa...?

Friday, May 30, 2008
Jum'at 30 Mei 2008
Di McD Duren Sawit, kami makan siang. Si kecil baru terbangun ketika kami selesai makan dan segera kami bawa ke mobil dan kususui. Pengertian sekali kamu, Nak...


2hari yang lalu, jadi juga beli kursi untuk menyusui. Ya, karena kamu sudah makin berat, Bunda perlu kursi yang nyaman saat menyusui kamu, Nak... Apalagi, anak Bunda ini seneng ngempeng kalo udah kenyang...
Semalam, Papi ke Surabaya lagi. Gak ada yang nyanyiin kamu Pitek Cilik ya Nak...? Karena biasanya setiap pulang kantor, Papi ngajak kamu main dengan nyanyi lagu itu. Kasian anak Bunda... Untungnya mainan kamu udah banyak ya, jadi Bunda pilihin mainan yang ada lagunya nihh...

Lagi-lagi kamu bobonya berdua Bunda... Tapi enak ya Nak, agak legaan.. hehehe... Apalagi kemarin kamu hampir tertiban gulingnya Papi yang berat ituu.. Untung aja saat itu kamu lagi Bunda susuin, jadi lolos dari bonyok deh...
Friday, May 16, 2008
Jum'at, 16 Mei 2008
Tuesday, May 13, 2008
Penyebab Bayi Kuning? Gimana kalo mau ASIX?
Monday, May 12, 2008
Senin, 12 Mei 2008




Saturday, May 03, 2008
Baby Key @home
Selama perjalanan Kay tidur nyenyak sekali.
Perhatian pertama saat bangun pagi adalah matahari pagi. Kay kecil kami harus dijemur, agar bilirubinnya turun. Saat saya sudah siap hendak keluar menjemur Kay, tiba-tiba langit mendung. Wah, saya langsung stress. Untungnya, tidak lama kemudian matahari muncul lagi. Segera saya bawa Kay keluar. Lega rasanya....
Bertiga kami kembali cek bilirubin di Prodia RS Bunda. Ternyata, hasilnya bagus, bilirubin menjadi 10. Kondisi Kay sudah aman. Rasanya bahagia sekali.


Kegiatan suami setiap pulang kantor sekarang ini adalah mencari bayi mungil kami dan menatapnya lama. Hoby barunya yaitu menyuapi ASI untuk Kay dengan sendok. Jika saya sedang menggendong Kay, suami pasti minta gantian ingin menggendongnya. Untungnya suami juga trampil menggantikan popok dan berinisiatif bangun malam demi putri kecil kami ini.

"Babynya sudah bisa ngapain, Des?" demikian pertanyaan beberapa teman via sms. Hmm... baby usia 7 hari memangnya bisa apa ya? Yang jelas, saat ini Kay sesekali sudah tengkurap saat tidur dan dia sudah bisa mengangkat kepalanya jika sedang ditengkurepin.
Friday, May 02, 2008
Jum'at 2 Mei 2008

Sabtu, 26 April 2008
Keesokan harinya pada jam 10 pagi, saya dibawa ke ruang bersalin. Saat itu sudah pembukaan 9 dan suster sempat menghibur dengan mengatakan bahwa hanya dengan beberapa kali mengejan, bayi saya akan lahir.
Sejak awal saya memilih Waterbirth untuk persalinan. Jadilah saya dimasukkan ke dalam bath tub. Alunan musik spa dinyalakan. Lalu tercium harum aromaterapi. Air setinggi perut, membuat seluruh tubuh terendam air dan tubuh pun menjadi rileks serasa sedang Spa. Didampingi Ibu, saya mulai mempersiapkan diri untuk menjalani proses lahiran terakhir.
Saat sedang berlatih pernapasan, perut tiba-tiba terasa mulas. Dokter Rizka segera memberi aba-aba untuk mengejan. Beberapa kali, saking semangatnya, mata saya terpejam saat mengejan. Dokter dan para bidan berulang kali mengingatkan saya untuk tidak memejamkan mata. Belakangan saya ketahui, mata terpejam saat mengejan mengakibatkan pecah pembuluh darah di wajah yang ditandai dengan guratan merah di wajah dan mata.
Setelah 4 kali mulas dimana dalam 1 kali mulas saya mengejan 3-4 kali, akhirnya nafas mulai habis dan tenaga melemah... Dalam hati, saya berkata pada si bayi, 'Ayo nak, kita sama-sama berusaha yaa.. Jangan lama-lama didalam perut Bunda'. Terbersit kekhawatiran bayi akan di vacuum jika memang tidak juga keluar. Sementara dokter dan para bidan terus menyemangati saya dengan mengatakan rambut si bayi sudah terlihat. Saat itu air dalam bath tub sudah dikurangi oleh dokter sehingga tinggi air kira-kira hanya sebatas pergelangan kaki.
Dengan sisa tenaga terakhir, saya kembali mengejan. Tidak lama kemudian, pukul 10.28 pagi, terdengar suara tangis bayi mungil kami menggema dalam ruang bersalin. Si kecil langsung diletakkan diatas perut saya dalam keadaan masih tersambung dengan tali pusatnya.. Perasaan bahagia melihat kehadirannya membuat saya tidak sanggup menahan tangis. Saat menitikkan air mata, terasa kecupan lembut suami dikening yang penuh peluh ini. Sementara Ibu, yang terus mendampingi, mengelap peluh di dahi dan memberikan teh hangat.
Sementara bayi ditangani oleh DSA dr Widodo, saya bangun dari bath tub untuk berbaring di tempat bersalin untuk perawatan selanjutnya. Saat berdiri, rasanya sudah mau pingsan. Dengan bergelayut pada pundak suami, saya berusaha bangun. Selama perawatan lanjut, si kecil kembali diletakkan dibadan saya, untuk IMD. Rasanya takjub sekali. Bayi mungilku lahir dengan berat badan 3kg dan panjang 47cm.
Setelah menunggu pemulihan beberapa jam, saya dibawa ke lantai 4, kamar 406. Di kamar, Ibu berkomentar, "Kok kamu gak teriak-teriak selama bersalin tadi? Dulu waktu melahirkan, Mami teriak-teriak."
"Mi, kalo mau diturutin sakitnya, mungkin teriakanku udah sampai ujung lorong, kali..."
Meski rasa sakit kontraksi berusaha ditahan sekuat tenaga, namun tanpa sadar ternyata tangan suami terkena cakaran saya :)