Wednesday, September 03, 2008

ASI is the best - part 2

Minggu kemarin, saya menghadiri acara Aqiqah putra abang yang ke-3. Si baby boy beratnya 3.05kg, turun dari 3.5kg saat lahir. Saat saya menggendongnya, si baby terbatuk-batuk. Saya pikir gara-gara kena AC kamar (AC dinyalakan karena ada Kay yang sedang tidur). "Enggak, emang dia lagi batuk" begitu kata bude si baby yang saat itu sedang ngobrol dengan saya dikamar.

"Wah? Udah sakit-sakitan seperti kakak-kakaknya?" tanya saya.

"Wah.. dia aja obat batuknya ada 5 macem" jelas si bude, yang memang tahu persis kondisi tiga keponakannya, karena dia yang merawat ketiganya sejak lahir.

"Hah? 5 macam??" saya terperangah. Bayi belum genap sebulan, sudah dijejali 5 macam obat?

Saya menatap sedih bayi kecil dalam dekapan saya.

"Kalau nanti punya anak, kasih ASI ya, Bude... " kata saya pada si Bude. Dia belum dikaruniai anak dari perkawinannya yang telah memasuki tahun ke-7.

"Iya lah, lagian irit pake ASI, sekarang kan susu kaleng tambah mahal" katanya.

"Iya. Plus irit biaya berobat, karena bayi ASI daya tahan tubuhnya bagus, jadi gak gampang sakit" kata saya lagi.

"Iya, ini aja kemarin dia ke dokter habis 500ribu" kata si Bude sambil menunjuk si baby boy.

Ketiga anak abang saya ini memang bayi susu sapi. Entah kenapa, si Ibu memang cenderung susu kaleng daripada ASI. Dulu sebelum saya punya bayi, saya percaya saja ketika si Ibu bilang susah memberikan ASI akibat jahitan caesar. Kini, sejak saya hamil dan ikut beberapa milis Ibu dan Bayi, saya jadi tahu bahwa Ibu yang melahirkan Caesar tetap bisa ASIX bagi bayinya.

Sampai saat ini, si sulung sudah 2 kali diopname. Adiknya, juga sudah hampir dirawat inap. Kini, si bontot, sudah menelan 5 macam obat.

"Wah, kalo ikut asuransi, sudah kena extra premi tuh yang sulung, masih balita sudah dirawat sampe 2 kali sih.. hehehe..." canda saya kepada si Bude, demi mengalihkan rasa miris ini.

Saya jadi teringat ketika Kay batuk-batuk sepulang dari Bumbu Desa. Selain saya beri Tempra, saya juga segera meminum Redoxon Zinc, agar proses penyembuhan bisa lebih cepat. Besoknya Kay pun sembuh.

Kesedihan saya belum berakhir sampai disitu. Saat si baby boy haus, si Ibu segera mengambil botol susu yang berisi susu formula. Tanpa dekapan, hanya kepala rebah ditangan si Ibu, bayi kecil itu meminum habis susunya. Menyaksikan adegan itu, hati saya miris. Si bayi yang sedang sakit, tidak juga mendapat dekapan hangat dari ibunya..... Saat saya menulis inipun, air mata rasanya mau mengalir...

1 comment:

resep cemilan sehat untuk anak 1 tahun keatas said...

Setuju banget sama pengorbanan ibu dalam memberi ASI. Anak Ibu ya minum susu Ibu, Anak Sapi ya minum susu SApi, lah kalo anak Ibu diminumi susu Sapi, jadi anak siapa donk? haha