Wednesday, September 03, 2008

Kay 4 bulan

Tidak terasa, usia bidadari kecilku sudah berusia 4 bulan. Alhamdulillah, perkembangan motoriknya sesuai dengan usianya. Hanya saja, Kay belum bisa tengkurap sendiri. Mungkin ini akibat tubuhnya yang selalu diganjal guling semenjak Kay tengkurap sendiri diusia 1 bulan.

Jadilah PR saya sekarang ini sering-sering melatih Kay tengkurap. Susahnya, pantatnya yang ndut itu sepertinya terlalu berat, sehingga dia selalu kesulitan untuk menggulingkan badannya ke posisi tengkurap, hehehe...

Kay juga senang menarik-narik rambut Bundanya ini. Melihat saya meringis sakit, Kay malah tersenyum-senyum. Saya menjulukinya 'Smiley Baby' karena Kay mudah sekali tersenyum dan tertawa jika diajak becanda.


Yang menggemaskan, setiap bangun tidur, Kay pasti tertawa riang saat dihampiri dan akan menyentuh wajah saya sambil mengeluarkan suara lucu saat saya sedang menciuminya. Hanya saja, beberapa hari belakangan ini Kay suka teriak-teriak atau merengek-rengek jika mengantuk. Padahal sebelumnya tidak. Kalau sudah begitu, dibawa ke taman sambil dikipas-kipas. Sebentar saja, dia sudah pulas.


Tentang kipas, Kay saat ini tidak bisa lepas dari benda satu itu. Mau tidur, bermain hingga habis mandi.... selalu dikipasi. Bahkan, kadang jendela kamar musti dibuka saat dia dimandikan. Kalau masih kegerahan juga, pakai baju sambil dikipasi atau bahkan AC dinyalakan. Herannya, kalau bermain dikamar yang pastinya AC menyala, meski kakinya dingin, tapi kepalanya tetap saja... kuyup!

ASI is the best - part 2

Minggu kemarin, saya menghadiri acara Aqiqah putra abang yang ke-3. Si baby boy beratnya 3.05kg, turun dari 3.5kg saat lahir. Saat saya menggendongnya, si baby terbatuk-batuk. Saya pikir gara-gara kena AC kamar (AC dinyalakan karena ada Kay yang sedang tidur). "Enggak, emang dia lagi batuk" begitu kata bude si baby yang saat itu sedang ngobrol dengan saya dikamar.

"Wah? Udah sakit-sakitan seperti kakak-kakaknya?" tanya saya.

"Wah.. dia aja obat batuknya ada 5 macem" jelas si bude, yang memang tahu persis kondisi tiga keponakannya, karena dia yang merawat ketiganya sejak lahir.

"Hah? 5 macam??" saya terperangah. Bayi belum genap sebulan, sudah dijejali 5 macam obat?

Saya menatap sedih bayi kecil dalam dekapan saya.

"Kalau nanti punya anak, kasih ASI ya, Bude... " kata saya pada si Bude. Dia belum dikaruniai anak dari perkawinannya yang telah memasuki tahun ke-7.

"Iya lah, lagian irit pake ASI, sekarang kan susu kaleng tambah mahal" katanya.

"Iya. Plus irit biaya berobat, karena bayi ASI daya tahan tubuhnya bagus, jadi gak gampang sakit" kata saya lagi.

"Iya, ini aja kemarin dia ke dokter habis 500ribu" kata si Bude sambil menunjuk si baby boy.

Ketiga anak abang saya ini memang bayi susu sapi. Entah kenapa, si Ibu memang cenderung susu kaleng daripada ASI. Dulu sebelum saya punya bayi, saya percaya saja ketika si Ibu bilang susah memberikan ASI akibat jahitan caesar. Kini, sejak saya hamil dan ikut beberapa milis Ibu dan Bayi, saya jadi tahu bahwa Ibu yang melahirkan Caesar tetap bisa ASIX bagi bayinya.

Sampai saat ini, si sulung sudah 2 kali diopname. Adiknya, juga sudah hampir dirawat inap. Kini, si bontot, sudah menelan 5 macam obat.

"Wah, kalo ikut asuransi, sudah kena extra premi tuh yang sulung, masih balita sudah dirawat sampe 2 kali sih.. hehehe..." canda saya kepada si Bude, demi mengalihkan rasa miris ini.

Saya jadi teringat ketika Kay batuk-batuk sepulang dari Bumbu Desa. Selain saya beri Tempra, saya juga segera meminum Redoxon Zinc, agar proses penyembuhan bisa lebih cepat. Besoknya Kay pun sembuh.

Kesedihan saya belum berakhir sampai disitu. Saat si baby boy haus, si Ibu segera mengambil botol susu yang berisi susu formula. Tanpa dekapan, hanya kepala rebah ditangan si Ibu, bayi kecil itu meminum habis susunya. Menyaksikan adegan itu, hati saya miris. Si bayi yang sedang sakit, tidak juga mendapat dekapan hangat dari ibunya..... Saat saya menulis inipun, air mata rasanya mau mengalir...

Monday, August 25, 2008

ASI is the best

Belakangan, suami memaksa saya untuk memberikan air putih untuk Kay jika ia cegukan. Juga meminta saya untuk mulai memberikan pisang, mengingat usia kay masuk 4bulan.

"Enggak ada air putih, gak ada pisang. Pokoknya ASI sampe 6 bulan" jawab saya pada suami. Jadilah kami beradu argumen.

"Ya udah ntar kita tanya ke dokternya Kay" ajak suami, yang saya iyakan dengan semangat. Suami lupa, dokternya Kay kan dokter pro-ASI, hehehee....

Sabtu kemarin, berangkatlah kami ke RS Bunda, untuk imunisasi DPT & Polio. Saking penasarannya, tidak lama setelah masuk ruang dokter, suami langsung bertanya pada sang dokter mengenai pemberian air putih dan pisang pada Kay.

"Jangan dulu, Pak. Apalagi ASI masih cukup. Kalo bayinya diberi air putih atau makanan tambahan, nanti ASI Ibunya malah berkurang. Lagipula, setelah diteliti lebih jauh, bayi sampai 6bulan sebaiknya cukup diberi ASI saja, supaya pencernaannya optimal dan si anak tidak mudah terkena alergi. Meski air Aqua, tapi tetap bisa saja mengandung bakteri. Jangan dulu ya Pak, kecuali ASI kurang, nah itu silahkan saja" dokter Tiwi panjang lebar menjelaskan.

Saya tersenyum melirik suami yang mengangguk-angguk.

Gantian saya yang bertanya mengenai penambahan berat badan Kay, yang selalu naik 1.1kg/bulan, tapi kali ini hanya 1kg per 1/5bulan. "Memang pertambahan bayi diusia 3-6bulan akan bertambah max 700gr/bulan, Bu. Ini bagus, kok. Apalagi bayi Ibu masih ASI full kan? Mimiknya kuat ya?" dokter Tiwi menenangkan saya.

Kay juga belum pup sejak Kamis siang, yang berarti 2hari. Menurut sang dokter, masih terbilang normal pula. Tapi sejak saat saya menulis ini (yang artinya hari ke-4), Kay masih belum juga pup. Saya masih berusaha tenang karena Kay tidak rewel, yang artinya dia tidak sakit. Meski demikian, saya sudah coba memijat Kay, meminum vit.C sampai memakan jeruk yang dibeli suami.