Monday, June 23, 2008

PENGGUSURAN

Akhirnya semalam saya dan si kecil kay tidur di kamar depan. Perpindahan ini tentu saja karena suara alarm HP suami yang lagi-lagi dinyalakan. Apa boleh buat... daripada setiap hari saya bangun pagi dengan hati kesal dan stress melihat putri kecil kami menderita, bisa-bisa efeknya ASI saya tidak keluar. Kay bisa lebih menderita lagi.

Sekitar jam 7 malam, saat Kay mulai mengantuk, mulailah saya boyongan bantal guling dan peralatan 'perang' tengah malam ke kamar depan. Berhubung di kamar ini nyamuknya ganas-ganas, maka saya harus extra mengawasi Kay saat dia sedang menyusu agar mukanya tidak digigit nyamuk.


Enggak papa ya Nak, bobonya pindah... Setidaknya papi kamu bisa tidur dengan tenang tanpa harus tidur melintang bersempit-sempit plus tanpa gangguan suara tangis kamu malam ini... :)

Wednesday, June 18, 2008

Kay di usia 6minggu

Sudah 3malam ini Kay tidak nangis kalau terbangun karena haus atau popoknya basah. Dia hanya mengeluarkan suara 'Ah-uh' hingga saya terbangun. Seperti malam kemarin, Kay bangun karena haus. Suara 'Ah-uh'nya membuat saya terbangun dan mendapati kay sedang miring ke arah saya sambil menatap saya. Duh..duh... saya langsung bangun dan menggendongnya dengan penuh haru...

Putri kecilku gak mau bangunin Bunda dengan suara tangisanmu ya Nak?

Langsung saya susui hingga dia tertidur pulas.

Saat ini interval menyusu maju menjadi 1.5jam sekali, yang tadinya 2jam sekali. Kuantitasnya pun bertambah, yang tadinya cukup 1pd, sekarang bisa 2pd, meski tidak full. Artinya, tiap kali mimik, Kay bisa menghabiskan 120cc.

Kamis kemarin, Kay dititipkan di rumah Mami, karena saya pergi mencari baju menyusui ke ITC Cempaka Mas. Kay tidak mungkin ikut. ASI sudah disiapkan dalam botol sebanyak 50cc.

Ketika saya pulang, suster mengatakan bahwa Kay disusui dengan dot, bukan sendok seperti biasanya. Saat di ITC, saya juga membeli dot warna coklat yang lebih lentur. Sebenarnya berat bagi saya memberi susu dengan dot, khawatir Kay mengalami bingung puting setelahnya. Untungnya, tidak lama saya datang, Kay minta ASI lagi dan dia mau menyusu.

Tapi itu hanya sementara, rupanya. Karena malamnya, Kay tidak mau minum ASI. sepanjang malam, Kay hanya minum 3 teguk ASI lalu tidur lagi. Subuh, saya kesakitan karena ASI tidak dikeluarkan. Segera saya bangunkan Kay.

Sepertinya putri kecilku ini ngambek karena telah diberi dot. Bibirnya terkatup rapat saat saya coba berikan ASI. 'Bunda harus pergi cari baju menyusui supaya kamu nyaman menyusu kapan saja dan dimana saja, Nak... Karena Bunda ke ITC, maka kamu Bunda tinggal.'

Kay belum mau membuka mulutnya.

'Disana banyak asap rokok, kamu bisa sakit kalau ikut. Kalau enggak ke ITC, kamu pasti Bunda ajak dan mimik langsung sama Bunda.' Saya mencoba lagi, namun mulut Kay masih terkatup rapat.

'Maafin Bunda ya Sayang.. Ayo mimik yuk, Nak...' bujuk saya putus asa sambil menangis sedih.

Tiba-tiba saja... Hap! Kay langsung membuka mulutnya dan minum gelegekan. Saya lega bukan main.
Apakah bayi memang sudah bisa diajak 'bicara'? Wallahualam....

Tuesday, June 17, 2008

Alarm

"Hhhkk..!" Kay tersentak kaget mendengar bunyi alarm HP papinya. Saya pun tersentak kaget mendengar lengkingan alarm tersebut. Kay seperti saya: mudah kaget. Hal ini sudah diberitahukan ke suami, agar alarmnya di-turn off. Namun lagi-lagi tiap pagi masih saja terdengar bunyi alarm dan Kay bangun dengan terkejut..

Dengan rasa kesal, saya ambil HP suami dan menyimpannya di tempat kedap suara: lemari baju nya. Entah ini sudah yang keberapa kali.
'Matikan alarmnya, mas. Atau lama-lama anak kita bisa sakit jantung' merupakan kalimat yang sudah sering saya lontarkan kepada suami. Tapi tetap saja papinya Kay membiarkan suara alarm mengagetkan anaknya tiap pagi. Padahal suami tidak memiliki keperluan dengan dinyalakannya alarm. Kalaupun akan pergi pagi, pasti saya yang akan membangunkannya seperti setiap kali kami akan sholat Subuh.

Ketika dia terbangun dan menanyakan HP-nya, saya acuhkan. Kekesalannya mencari HP tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekesalan saya melihat putri kecil kami yang tak berdaya tersentak kaget gara-gara bunyi alarm.

"Aku sama Kay tidur dikamar Eki aja ya"

"Kenapa?" tanya suami.

"Supaya Kay gak jantungan gara-gara bunyi alarm HP kamu"

Akhirnya suami tergerak untuk mematikan alarmnya daripada dibiarkan tidur sendirian tanpa anak-istrinya. Hehh....!


Oleh-oleh buat Kay

Kamis kemarin Papi pulang dari business travel.

"Jangan lupa bawa oleh-oleh buat anaknya ya.." kataku saat suami masih berada ditempat tugas. "Udah, tapi kayaknya kegedean" jawab suami.

Benar saja, setelan yang dibeli papi masih kebesaran untuk dipakai sekarang. Sementara oleh-oleh untuk bundanya... "Ini roti dari pesawat, aku gak suka" suami menyodorkan sebungkus roti cinnamon.

Melihat istrinya tersenyum dengan pemberiannya, sambil terkekeh-kekeh suami berkata lagi, "Hehehe... kalo dulu pacaran dibawain parfum, sekarang cukup roti aja"

"Iya, roti pesawat dan yang gak kamu suka, lagi..." sambung saya. Begitulah lelaki... kembali ke aslinya setelah berhasil mendapatkan 'buruan'nya...

Itupun masih bisa bilang ke keluarga besarnya di CemPut bahwa istrinya ini marah-marah tidak dibelikan apa-apa (meski esoknya suami minta maaf atas perkataannya ini). Hikksss.... :'(

Death

Sabtu malam, beberapa meter dari rumah ibu mertua ada kejadian mengejutkan: seorang bapak tua meninggal ditempat, setelah sepeda yang sedang ia kendarai tercebur kedalam selokan.

Tercebur ke dalam selokan kecil perumahan bisa mengantarkan kita pada kematian? Sedekat itukah kematian pada diri tiap manusia? Kapanpun Allah berkehendak: Kun Faya Kun... Yang Terjadi Terjadilah. Dalam hitungan detik dan bertempat ditempat yang kotor dan berbau... tidak ada yang berkuasa untuk menundanya.

Lalu pertanyaan yang timbul adalah : jika kematian bisa terjadi kapan saja dan dimana saja dengan kondisi kematian yang Allah kehendaki, sudahkah kita bersiap diri menyambut kejadian pasti namun tak terduga itu? Sejauh mana persiapan kita untuk bertemu denganNya?

Untuk mengetahui sejauh mana persiapan kita, tentu Wallahu alam... hanya Allah yang tahu. Namun setidaknya, dari segi Hablum Minannaas, kita bisa mengintrospeksi diri kita di segala peran yang kita jalani dalam kehidupan ini.

Saat ini saya memiliki beberapa peran: sebagai Anak, sebagai Adik, sebagai Istri, sebagai Menantu, sebagai Ibu, sebagai manusia bersosialisasi, sebagai majikan (atas 2 pekerja dirumah) dan terakhir sebagai warga bertetangga. Atas dua peran terakhir, Islam juga banyak mengajarkan dan menganjurkan agar kita berbuat baik dalam menjalani peran tersebut.

Begitu banyak peran yang kita jalani. Nyatanya, kita sering tidak sadar dengan berbagai peran tersebut. Akibatnya, bisa saja dimata orang tua kita adalah anak yang manis dan berbakti, namun dimata pasangan hidup kita, ternyata kita banyak menuntut, gemar berselingkuh, bersikap dzalim, pemarah, berkata kasar dan sebagainya. Atau bisa juga dimata para sahabat kita adalah teman yang baik dan perhatian, namun sebagai warga bertetangga kita adalah warga yang suka cari masalah dan tidak pernah mau membantu tetangga yang sedang kesusahan.

Semua peran tersebut ada kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. Sudahkah kita menjadi manusia yang baik dalam semua peran kita tersebut? Pertanyaan yang jawabannya hanya diri kita yang tahu.

Friday, June 13, 2008

Kangen-kangenan sama BuDe & PakDe

Sabtu siang, bude Myra sms, mengajak berkumpul di Cempaka Putih malam harinya, dalam rangka ulang tahun alm. Bapak. Setelah suami setuju (sebenarnya suami masih keberatan, karena Kay masih terlalu kecil untuk pulang larut malam), kami berangkat malam jam 7.30. Tiba di CemPut, semua sudah berkumpul, kecuali oom Unggul.
Begitu Kay masuk, langsung disambut oleh para bude yang terkaget-kaget dengan tubuh ndut Kay. Beda banget yah.., kata mas Iyo. Hihihi....

Sebelum berangkat, Bunda coba pasangin gelang kaki hadiah dari Bude-bude. Waktu acara Aqiqah masih kegedean dan lepas sendiri. Kemarin Bunda coba pasang, ternyata sudah muat. Kaki anak Bunda udah ndut sih sekarang ya... :)
Baju-baju yang tadinya kegedean juga sudah bisa dipakai. Senangnya kamu udah makin berisi. Selasa kemarin, berat Kay udah 4.5kg, naik 700gr dari 2minggu yang lalu. Pantes pipi kamu makin gembil, Nak...
Kay sering sekali tertawa saat sedang tidur. Kadang sampai terkekeh-kekeh dan melengking. Hihihii....

Friday, June 06, 2008

Bunda bingung...

Bingung, anak Bunda ini gak bisa gerah sedikit... Tapi kalo bobo malam dinyalain AC, jam 3-an hidung kamu pasti mampet... Padahal suhu AC cuma 25 derajat. Semalam hujan, jadi AC Bunda set 26 derajat. Tapi anak bunda malah jadi kegerahan. Akhirnya, kamu bobo gak tenang, suara merajuk tapi mata merem. Kalo disusuin, hidung mampetnya bisa terlupakan. Tapi begitu mimiknya selesai, setelah disendawain lalu mau direbahin pasti sayangnya Bunda gelisah lagi.

Akhirnya Bunda gendong berdiri seperti mau sendawa (posisi favoritnya kamu ya Nak..). nahh.. kalo posisi begini dijamin kamu langsung pules. Bunda pun terus gendong kamu sambil rebahan sampe ketiduran. Tapi lama-lama pegel juga tangan Bunda Nak... karena kamu kan udah makin berat. Bunda coba rebahin, eehh... kamu nangis lagi. Sepertinya kalo posisi rebah hidung kamu jadi mampet lagi ya Nak? Apa karena bobonya dipeluk Bunda, kamu jadi merasa nyaman? Akhirnya kamu Bunda boboin dengan posisi sendawa lagi.
Saat terdengar adzan Subuh, Bunda rebahin kamu dan lagi-lagi kamu merengek. Akhirnya Bunda bangunin Papi yang tidur dikamar sebelah (papi jadi ngungsi karena masih pilek) untuk gendong kamu karena Bunda mau sholat dulu. Ternyata rengekan kamu berubah jadi tangisan. Walah Nak... pagi buta begini bisa bangun tetangga sebelah... :)
Selesai sholat, Bunda susuin kamu lagi dan Bunda udah tau, kamu langsung antenggg..... Kamu baru Bunda lepas saat serah terima dengan Suster Nur, jam 6.30 pagi. Kamu dijemur, Bunda balik bobo lagi...telerrr.....

Faktor Perkembangan Kecerdasan Bayi

Kira-kira 3 hari yang lalu, di pagi hari MetroTV menayangkan acara seputar Bayi dan balita. Acara yang dipandu oleh Soraya Haque ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan bayi dalam masa Golden Age, yakni 3 tahun pertamanya.
Si Dokter dalam bincang tersebut mengatakan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi kecerdasan bayi di 3 tahun pertamanya, yaitu:
1. Genetika
2. Stimulasi
3. Nutrisi
Faktor Pertama yaitu Genetika, tentu saja maksudnya adalah orang tua si bayi. Orang tua yang cerdas cenderung memiliki anak yang cerdas. Tapi ini tentu perlu didukung dengan 2 faktor lainnya.
Faktor Kedua yakni Stimulasi, maksudnya adalah, sejak sedini mungkin anak perlu mendapat stimulasi otak, salah satunya berupa nyanyian. Nyanyian salah satu yang efektif, karena selain menstimulasi pendengaran, si anak -khususnya usia batita- juga mengenal kata-kata baru dari lagu yang didengarnya. ini bagus untuk menambah perbendaharaan kosa katanya.
Faktor ketiga yaitu Nutrisi, tentu saja adalah makanan yang diterima oleh si bayi, apakah cukup kandungan gizinya dan memiliki semua zat yang dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi.
Sayang sekali acara ini tayang pada jam kantor, dimana ibu pekerja tentu akan ketinggalan informasi berharga ini.

Thursday, June 05, 2008

Papi pilek

Sudah 2hari ini Papi Kay pilek. Ketularan dari kantor. Jadi gak bisa deket-deket Kay deh... Untungnya, waktu Minggu pulang dari Kelapa Gading sempat mampir ke toko baby beli masker. Gak tau tuh, Bunda pengen aja beli masker. Eeh... ternyata lusanya Papi flu dan didayagunakan lah itu masker... :)

Rabu pagi, sambil digendong Bunda, Kay yang seperti biasa sudah mandi dan wangi nunggu-nunggu dicium Papi. Tunggu punya tunggu, kok Papi gak muncul-muncul? Ketika Bunda keluar kamar, ternyata Papi sudah ngantor. Langsung Bunda telp Papi. Ternyata bukannya papi lupa Nak, tapi papi takut kamu ketularan flu... jangan sedih ya Nak..

Efeknya, malamnya saat digendong Papinya, Kay cuma tenang sebentar karena setelah itu langsung aksi ngambek, gak mau digendong Papi. Dalam gendongan Bunda, Kay langsung tenang. Papinya kelihatan sedih... duh duhh.. Nak... Papi kan lagi flu, bukannya gak sayang sama kamu... Kalo Papi sudah sehat, pasti kamu digendong sambil nyanyi 'Ayam Kecilku' lagi...

Semalam, anak Bunda bobonya puless... beda dengan malam sebelumnya, gara-gara seharian bobo terus, malamnya kamu rewel dan Bunda baru bisa tidur setelah jam 3pagi. Besoknya Bunda pegal-pegal dan migren. Untungnya udah manggil Ibu Titi untuk dipijit esok paginya...

Jemput Papinya Kay

Hari Sabtu pagi kemarin, Kay ikut Bunda jemput Papi di airport. Berangkat dari rumah jam 9.30, sementara pesawat Papi landing jam 10.30. Di jalan, anak Bunda sempat mimik trus bobo lagi. Begitu masuk mobil, Papi langsung gendong Kay. Tiba-tiba, papi ngajak massage di tempat spa langganan dibilangan Rawamangun. Bunda setuju.



Jadilah siang itu Kay ikutan ke tempat Spa. Karena sudah kenyang, Kay anteng aja tuh... lagipula, bobonya enak karena ada suara musik & burung serta suara gemericik air mancur. Eeh..tiba-tiba mati lampu! AC mati... Anak Bunda kepanasan ya Nak? Menjelang massage selesai, Kay minta mimik. Setelah sekitar 20menit, Kay kenyang dan kembali pulas. Massage pun dilanjutkan...


Pulangnya maksi dulu di Bakmi Golek Rawamangun. Anak Bunda ini pengertian sekali kita semua lagi lapar.. gak tidur tapi antenggg... ajah :)


Hari Minggunya, rencana mau nonton Indiana Jones. Tadinya Kay akan dititipkan di rumah Utan Kayu. Berhubung Mami dan Papiku pergi berobat, jadilah Kay kami titipkan di Cempaka Putih, rumah Eyang Uti. Berbekal ASI perah 80cc, kami menitipkan Kay dan pergi menuju Kelapa Gading kira-kira jam 4 sore. Tentunya sebelum pergi perut Kay sudah Bunda bikin kenyang. Susternya agak deg-degan ditinggalin, karena ini pertama kali Kay gak disamping Bundanya dan si suster pun baru kali ini megang bayi ASI, karena 3 majikan sebelumnya bayi sufor semua. Takutnya stok susu ASI habis dan Bunda belum pulang.


Sampe Kelapa Gading, jam tayang yang diincar sudah full. Akhirnya kita jalan-jalan ke SOGO, kebetulan sepatuku masih sempit dan sakitnya menggigit. Semasa hamil ukuran kaki bertambah 1 ukuran dan ternyata pasca melahirkan belum kembali ke ukuran semula. Udah ngubek-ngubek, gak ada yang nomor 41. Semua paling besar ukuran 40. Mau gak mau beli yang rada mahalan, tapi memang ada ukuran 41. Papinya Kay yang tadinya bilang mau langsung pulang setelah beli sepatu, ternyata ngajakin muter-muter sebentar... Halaahh.. untung beli selop dulu, kalo enggak bisa lecet nih kakii...


Tiba di Cempaka Putih jam 7-an. Kay langsung mimik. Stok 80cc udah ludes. Itupun kata suster kurang, karena Kay rewel minta disuapin susu lagi. Setelah Kay kenyang dan pulas, baru deh pulang... Kira-kira berat sayangnya Bunda ini berapa yaa...?