Friday, May 30, 2008

Jum'at 30 Mei 2008

Jum'at 23 Mei 2008

"Hah? Ibu yang nyetir nih?" tanya suster terkaget-kaget. "Ya ampun, jadi koki, jadi supir, nanti jadi guru les juga..." sambung si suster.

Suster terheran-heran melihatku mengambil alih setir mobil dari supir sepulang kontrol rutin Kay di Bunda, Jum'at lalu. Waktu menunjukkan pukul 12 siang, menjelang sholat Jum'at. Sebenarnya suami sudah menyarankan agar pergi dengan supir hingga pulang. Tapi setelah dipikir-pikir, toh jalanan tidak macet dan kasihan suami yang harus menyetir sendiri bermacet-macet pulang kantor Jum'at malam. Jadilah siang itu supir kuturunkan di kantor suami.

Di McD Duren Sawit, kami makan siang. Si kecil baru terbangun ketika kami selesai makan dan segera kami bawa ke mobil dan kususui. Pengertian sekali kamu, Nak...


Hasil kontrol terakhir, berat badan Kay naik 600gr, jadi total kenaikan beratnya selama sebulan 1100gram. Pantesan sekarang kamu jadi berat banget kalo digendong saat lagi menyusui, Nak. Tangan Bunda jadi cepat pegal, rasanya...
Kay juga mendapat suntikan BCG. Kontrol ulang 10 Juni mendatang. Beruntung sekali Kay ditangani DSA yang Pro-ASI, dr. IGN. Pratiwi. Beliau sering menjadi pembicara pada seminar seputar ASI. Kemarin pun beliau muncul di televisi dalam acara masih seputar ASI. Setiap kontrol, beliau selalu bertanya,"Masih ASIX kan, Bu?".

Ketika aku meminta tambahan Moloco B12 untuk memperbanyak ASI, beliau berkomentar, "Bu, sebenarnya tanpa tambahan apapun, ASI bisa banyak, selama Ibu gak banyak pikiran, tidak stress dan terus berpikir ASI Ibu banyak. Vitamin, sayur katuk... itu hanya faktor psikologis. Yang paling utama adalah pikiran si Ibu."


Putri Bunda ini memang banyak mimiknya... Saking semangatnya, kalo mimik sampe suka tersedak... Disendawain sebentar, langsung mangap-mangap heboh nyari mimiknya lagi... :) Nggak papa kok Sayang, supaya kamu sehat, pintar dan gak mudah sakit kelak...
Jum'at 23 Mei 2008

2hari yang lalu, jadi juga beli kursi untuk menyusui. Ya, karena kamu sudah makin berat, Bunda perlu kursi yang nyaman saat menyusui kamu, Nak... Apalagi, anak Bunda ini seneng ngempeng kalo udah kenyang...

Semalam, Papi ke Surabaya lagi. Gak ada yang nyanyiin kamu Pitek Cilik ya Nak...? Karena biasanya setiap pulang kantor, Papi ngajak kamu main dengan nyanyi lagu itu. Kasian anak Bunda... Untungnya mainan kamu udah banyak ya, jadi Bunda pilihin mainan yang ada lagunya nihh...

Lagi-lagi kamu bobonya berdua Bunda... Tapi enak ya Nak, agak legaan.. hehehe... Apalagi kemarin kamu hampir tertiban gulingnya Papi yang berat ituu.. Untung aja saat itu kamu lagi Bunda susuin, jadi lolos dari bonyok deh...

Subuh-subuh, kamu juga gelisah, gak tenang gitu bobonya? Diusap-usap gak mau tenang juga. Akhirnya kamu Bunda peluk sambil Bunda cium pipi kamu. Hoplaa.. anak Bunda ini langsung antenggg... sampe bablas kesiangan bangun jam 7!

Friday, May 16, 2008

Jum'at, 16 Mei 2008

Tengkurap


Rabu kemarin, si kecil tidur disamping saya. Kebetulan papinya ada tugas kantor dan baru pulang Jum'at. Selain bisa cepat meng-handle jika dia terbangun, dia pun tidur lebih nyenyak dibanding jika tidur dalam box-nya.


Tengah malam, saya terbangun dan kaget sekali mendapati Kay tidur tengkurap. Saat itu saya langsung memperhatikan hidungnya, khawatir tertutup dan membuatnya tidak bisa bernafas. Setelah diperhatikan, Kay tidur tengkurap dengan posisi yang benar, baik kaki, tangan maupun wajahnya. Sambil menarik nafas lega karena Kay tidak apa-apa, saya segera membalikkan badannya.


Esok paginya, saat saya ceritakan kejadian tidur tengkurap kepada BS, dia teriak kaget. "Yang benar, Bu?" tanyanya tak percaya.
"Emang kenapa, mbak?" saya balik tanya, bingung.
"Bayi kan baru bisa tengkurap kalo udah 3bulanan" demikian penjelasan si BS.
"oh gitu ya??" saya yang tidak tahu menahu, justru jadi heran.

Ketika bercerita kepada Ibu titi, terapist dari Mustikacare, beliau juga terkaget-kaget. Komentarnya sama dengan si BS. Wah!

Kay saat ini memang sudah bisa mengangkat kepalanya jika sedang tengkurap dan juga memiringkan badannya saat sedang tiduran. Terakhir ya bisa tengkurap sendiri.

Semalam, untuk menghindari Kay tengkurap lagi, saya memasang resleting alas tidurnya sehingga dia terbungkus rapat dan tidak bisa tengkurap tiba-tiba lagi.

Tuesday, May 13, 2008

Penyebab Bayi Kuning? Gimana kalo mau ASIX?

Demikian judul email dari salah satu milis Asiforbaby.

Saya pun teringat dengan pengalaman pribadi, ketika si kecil Kay kuning dihari ke-2 pasca melahirkan sementara ASI hanya sedikit. Padahal, salah satu penetralisir kuning pada bayi adalah minum. Sedangkan diawal perawatan, saya sudah wanti-wanti kepada suster, bahwa saya ingin ASIX.

Para suster pun meminta izin agar bayi saya boleh diberikan susu formula (sufor). Dengan berat hati, saya pun mengizinkan. Bayi pun harus disinar.

Saat memasuki ruang bayi, melihat si kecil sedang disuapi sufor, air mata langsung menetes. Rasa bersalah karena tidak dapat memberikan yang terbaik baginya membuat air mata mengalir makin deras. Para suster yang berada di ruangan segera menghibur dan membesarkan hati saya. Menurut mereka, umumnya bayi memang kuning dan ASI memang baru keluar dihari ke-3 pasca melahirkan. Mereka juga menyemangati saya agar berpikir positif ASI akan banyak, agar ASI saya segera keluar dan banyak. Mereka pun menawarkan massage agar saya bisa segera memberikan ASI bagi si kecil.
Tidak berapa lama setelah kejadian di ruang bayi, koordinator Laktasi memasuki kamar saya dan meminta saya bersedia diwawancara oleh pihak majalah Tumbuh Kembang. Ternyata mereka mewawancara saya seputar ASIX. Hmm... mungkin para suster diruang bayi tadi yang merekomendasikan saya untuk diwawancarai?

Hanya 2x si kecil Kay mendapat suapan sufor, karena saya segera meminta suster untuk stop sufor. Saya pun memaksa pulang & merawat bayi kami sendiri. Jadilah saya pulang dari RS dengan status Pulang Paksa.

Namun keputusan ini ternyata tepat, karena dalam 2hari, bilirubin Kay sudah jauh dibawah batas aman. Saat ini ASI pun alhamdulillah berlimpah.

Monday, May 12, 2008

Senin, 12 Mei 2008

Sabtu kemarin, jadwal kontrol perdana. Berat badan Kay naik 500gr menjadi 3280gram. Menurut dokter, kenaikan tersebut cukup banyak, mengingat usia Kay baru 13 hari. Pada kunjungan ini, Kay mendapat pencegahan Hepatitis B & Polio. Saat Papinya sedang antri di kasir, Kay menangis keras menjerit-jerit tanpa bisa ditenangkan. Tidak lama kemudian.. Cret..creett...! Oalaa... putri kecil kami ternyata pup! Untung kami bisa mendapat kebaikan hati suster di Lt.4 untuk ganti popok di ruang bayi.


Sepulang dari RS, makan siang di Gado-gado Boplo depan YPK Menteng. Sedang menikmati makanan, tiba-tiba Kay menangis keras lagi. Segera saya menuju toilet untuk menyusui. Padahal saat di RS sempat menyusu cukup lama. Balik dari menyusui, Papinya sudah selesai dengan makanannya. Kay pun dipegang oleh Papinya.

Selanjutnya, kami menuju Mampang untuk mendapatkan Baby Sitter. Di seputar Taman Suropati, Kay kembali minta minum. Setiba di Mampang, lagi-lagi Kay minta minum. Hmm...

Saat tiba di lokasi, Kay sudah terlelap dan terus lelap hingga kami tiba di rumah.


Minggu, 11 Mei 2008

Karena pilihan kemarin tidak ada yang cocok, hari Minggu pagi kembali kami bertiga menuju lokasi Yayasan Baby Sitter. Kali ini dekat rumah, dibilangan Jatikramat. Dari pergi hingga pulang, Kay asik tidur. Padahal ikut turun dari mobil dan cuaca lumayan panas.

Akhirnya, kali ini calonnya cocok. Sorenya, BS diantar kerumah. Melihat putri kecilku tenang dalam buaian BS, hati saya miris dan timbul rasa jealous... airmata pun tidak dapat dibendung. Suami tersenyum melihat saya menangis & membujuk dengan mengingatkan saya bahwa semalaman toh Kay akan bersama saya.

Meski begitu, untuk pertama kalinya sejak ada Kay ditengah-tengah kami, akhirnya sore itu saya bisa menikmati tidur dengan pulas...

Saturday, May 03, 2008

Baby Key @home

Senin 28 April 2008 harusnya waktunya pulang dari RS. Namun bayi mungil kami mengalami peningkatan bilirubin mencapai 14.3 dihari ke-2, sehingga harus disinar. Sayangnya, setiap kali disinar, Kay menangis, karena tidak betah dengan kaca mata saat disinar. Akhirnya, saya putuskan merawat bayi kami dirumah. Dengan berbekal segudang pengarahan dari DSA, kami pulang.
Setelah mengurus administrasi dan mempersiapkan kepulangan, tidak lama kemudian suami datang menjemput. Sebelum pulang, kami mampir sebentar ke toko bayi di Kelapa Gading untuk membeli sendok baby. Tidak lupa saya telepon bediende di rumah untuk memasakkan jantung pisang, agar setiba di rumah saya bisa langsung mengkonsumsinya.

Selama perjalanan Kay tidur nyenyak sekali.
Day 1 @Home

Perhatian pertama saat bangun pagi adalah matahari pagi. Kay kecil kami harus dijemur, agar bilirubinnya turun. Saat saya sudah siap hendak keluar menjemur Kay, tiba-tiba langit mendung. Wah, saya langsung stress. Untungnya, tidak lama kemudian matahari muncul lagi. Segera saya bawa Kay keluar. Lega rasanya....

Sorenya, berangkat ke Prodia Kalimalang, berdua saja dengan Kay. Sesuai permintaan dokter, Kay harus cek bilirubin. Alhamdulillah, hari pertama Kay dirawat dirumah, bilirubinnya turun dari 14.3 menjadi 12.85. Sementara batas aman adalah 12. Segera saya sms dokter kami.


Day 2 @Home

Bertiga kami kembali cek bilirubin di Prodia RS Bunda. Ternyata, hasilnya bagus, bilirubin menjadi 10. Kondisi Kay sudah aman. Rasanya bahagia sekali.

Lovely Gifts
Hingga hari ke-6, hadiah-hadiah untuk Kay belum juga tersentuh untuk dibuka. Baru hari Sabtu, saya membuka semua hadiah Kay. Termasuk 2 gifts dari Majalah Tumbuh Kembang yang menginterview & mengabadikan saya dan Kay saat kami masih di RS. Salah satu gift adalah set rajut dari Le Monde berwarna biru. Untung saja beberapa waktu lalu saat belanja di Le Monde saya ragu membelinya, karena ternyata saya mendapatkannya gratis :)


Kegiatan suami setiap pulang kantor sekarang ini adalah mencari bayi mungil kami dan menatapnya lama. Hoby barunya yaitu menyuapi ASI untuk Kay dengan sendok. Jika saya sedang menggendong Kay, suami pasti minta gantian ingin menggendongnya. Untungnya suami juga trampil menggantikan popok dan berinisiatif bangun malam demi putri kecil kami ini.

Kehadiran Kay menjadi keasikan baru, saat siang hari saya tidak lagi merasa kesepian, karena ada Kay yang menemani dan membuat saya tertawa. Menyusui dan menatapnya saat tidur adalah saat yang paling membahagiakan. Kadang air mata haru menetes tanpa dapat dicegah. Kadang masih tidak percaya melihat keberadaan makhluk mungil ini. Rasanya semua begitu cepat.

"Babynya sudah bisa ngapain, Des?" demikian pertanyaan beberapa teman via sms. Hmm... baby usia 7 hari memangnya bisa apa ya? Yang jelas, saat ini Kay sesekali sudah tengkurap saat tidur dan dia sudah bisa mengangkat kepalanya jika sedang ditengkurepin.


Friday, May 02, 2008

Jum'at 2 Mei 2008

Kalila Alisha Jati

Jum'at, 25 April 2008
Waktu menunjukkan pk 8 malam saat pulang dari kontrol rutin kandungan di RS Bunda. Berat bayi 3.5kg dan kondisi bagus sehingga sangat memungkinkan untuk melahirkan normal. Sebelumnya, pada jam 4 dan 7 sore, sambil menunggu dokter, terjadi kontraksi. Berhubung due masih lama, yakni 30 April, maka saya pikir ini hanya Braxton Hicks. Meski begitu, sakitnya sangat menggigit sehingga saat konsul saya minta dilakukan CTG dan dokter menyetujui. CTG dilakukan 2x, dikarenakan baby terlalu aktif. hasil CTG menunjukkan adanya kontraksi berskala kecil.

Kontraksi yang kuat membuat saya menghubungi suami dan minta dijemput saat itu juga. Pulangnya kami mampir sebentar di cafe untuk makan malam.


Tiba dirumah pukul 10 malam. Jam 11, ketika sedang dibantu suami hendak berbaring untuk tidur, terasa ada sesuatu yang hangat mengalir. Setelah dicek, ternyata pendarahan. Suami masih terlihat santai dan mengajak untuk tidur. Sayapun setuju namun kami sepakat berganti baju jika harus berangkat tiba2. Ternyata pendarahan tak berhenti dan segera saya hubungi RS Bunda. Karena oleh suster saya diminta untuk segera datang, maka kamipun berangkat menuju RS Bunda pukul 1 dinihari.

Sampai RS, langsung masuk kamar observasi. Ternyata, dalam perjalanan menuju RS, terjadi pecah ketuban. Namun saya tidak merasakan kontraksi dan masih bisa ngobrol - ngobrol dengan suami sepanjang perjalanan.


Saat itu juga belum ada pembukaan sama sekali. Timbul kekhawatiran saya akan di induksi. Untungnya, tidak lama kemudian terjadi kontraksi dan mulai ada pembukaan. Saat itu waktu menunjukkan pk 2 dini hari.
Setiap kali terjadi kontraksi, saya ambil tangan suami dan menggenggamnya erat-erat demi menahan sakit yang luar biasa. Sempat senewen ketika suami sibuk memotret saya dengan HP saya. Sinar blitz-nya benar-benar mengganggu sehingga saya sempat marah pada suami. Meski demikian, support dan perhatian suami yang besar saat itu benar-benar membuat saya kuat menghadapi siksaan kontraksi.



Sabtu, 26 April 2008

Keesokan harinya pada jam 10 pagi, saya dibawa ke ruang bersalin. Saat itu sudah pembukaan 9 dan suster sempat menghibur dengan mengatakan bahwa hanya dengan beberapa kali mengejan, bayi saya akan lahir.

Sejak awal saya memilih Waterbirth untuk persalinan. Jadilah saya dimasukkan ke dalam bath tub. Alunan musik spa dinyalakan. Lalu tercium harum aromaterapi. Air setinggi perut, membuat seluruh tubuh terendam air dan tubuh pun menjadi rileks serasa sedang Spa. Didampingi Ibu, saya mulai mempersiapkan diri untuk menjalani proses lahiran terakhir.

Saat sedang berlatih pernapasan, perut tiba-tiba terasa mulas. Dokter Rizka segera memberi aba-aba untuk mengejan. Beberapa kali, saking semangatnya, mata saya terpejam saat mengejan. Dokter dan para bidan berulang kali mengingatkan saya untuk tidak memejamkan mata. Belakangan saya ketahui, mata terpejam saat mengejan mengakibatkan pecah pembuluh darah di wajah yang ditandai dengan guratan merah di wajah dan mata.

Setelah 4 kali mulas dimana dalam 1 kali mulas saya mengejan 3-4 kali, akhirnya nafas mulai habis dan tenaga melemah... Dalam hati, saya berkata pada si bayi, 'Ayo nak, kita sama-sama berusaha yaa.. Jangan lama-lama didalam perut Bunda'. Terbersit kekhawatiran bayi akan di vacuum jika memang tidak juga keluar. Sementara dokter dan para bidan terus menyemangati saya dengan mengatakan rambut si bayi sudah terlihat. Saat itu air dalam bath tub sudah dikurangi oleh dokter sehingga tinggi air kira-kira hanya sebatas pergelangan kaki.

Dengan sisa tenaga terakhir, saya kembali mengejan. Tidak lama kemudian, pukul 10.28 pagi, terdengar suara tangis bayi mungil kami menggema dalam ruang bersalin. Si kecil langsung diletakkan diatas perut saya dalam keadaan masih tersambung dengan tali pusatnya.. Perasaan bahagia melihat kehadirannya membuat saya tidak sanggup menahan tangis. Saat menitikkan air mata, terasa kecupan lembut suami dikening yang penuh peluh ini. Sementara Ibu, yang terus mendampingi, mengelap peluh di dahi dan memberikan teh hangat.

Sementara bayi ditangani oleh DSA dr Widodo, saya bangun dari bath tub untuk berbaring di tempat bersalin untuk perawatan selanjutnya. Saat berdiri, rasanya sudah mau pingsan. Dengan bergelayut pada pundak suami, saya berusaha bangun. Selama perawatan lanjut, si kecil kembali diletakkan dibadan saya, untuk IMD. Rasanya takjub sekali. Bayi mungilku lahir dengan berat badan 3kg dan panjang 47cm.

Setelah menunggu pemulihan beberapa jam, saya dibawa ke lantai 4, kamar 406. Di kamar, Ibu berkomentar, "Kok kamu gak teriak-teriak selama bersalin tadi? Dulu waktu melahirkan, Mami teriak-teriak."

"Mi, kalo mau diturutin sakitnya, mungkin teriakanku udah sampai ujung lorong, kali..."

Meski rasa sakit kontraksi berusaha ditahan sekuat tenaga, namun tanpa sadar ternyata tangan suami terkena cakaran saya :)